Tak selamanya kehilangan itu buruk. Terkadang, butuh
kehilangan terlebih dahulu barulah dapat menghargai. Memang menyakitkan, tapi
kehilangan merupakan fase dalam hidup manusia. Setiap orang pasti pernah
kehilangan. Tidak terbayangkan apabila Tuhan tidak menciptakan kehilangan,
alangkah penuhnya dunia ini. Alangkah penuhnya pikiran ini. Dan alangkah
sesaknya hati ini. Manusia membutuhkan
kehilangan.
Seperti kehilangan sebuah gigi, tanpa kita sadari lidah ini
akan bergerak ke lubang di gusi yang tadinya duduk dengan kokoh sebuah gigi.
Memainkan bekas luka hingga memperpanjang waktu penyembuhan. Ruang mulut sudah
terbiasa dengan adanya gigi tersebut, sehingga ketika gigi tersebut dicabut,
maka akan ada suasana baru yang aneh dan tidak nyaman sehingga berkali-kali
lidah kembali ke sana. Harus melawan keterbiasaan dan rasa nyaman. Harus
menciptakan zona nyaman yang baru. Lidah harus diam pada tempatnya, melawan
rasa penasaran dan tidak percaya akan kehilangan. Karena apabila terus
dimainkan, maka bekas luka akan tidak kunjung sembuh. Sama seperti hati. Ketika
kita kehilangan orang yang kita sayangi, maka ada ruang di hati yang turut
pergi bersamanya. Yang biasanya ada, menjadi tidak ada. Cukup sulit untuk
terbiasa dengan hal itu. Tanpa sadar kita memainkan bekas luka, kembali ke sana
dan melihat-lihat, membuat bekas luka itu tak kunjung sembuh. Sehingga pada
akhirnya, luka tersebut akan menjadi luka permanen. Tidak seperti gigi yang
hilang yang dapat digantikan dengan gigi tiruan, hati yang hilang tidak dapat
diganti dengan hati tiruan. Hanya waktu yang dapat menyembuhkan, dan cinta yang
mempercepatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar