Ini semua dikarenakan dia yang membuat saya menunggu. Menunggu sebuah janji yang memang kerap kali tak ditepati oleh manusia. Selama masih manusia, pasti sulit menepati janji, begitupun dengan saya. Terpaksa saya memesan sekaleng bir yang masih asing untuk kerongkongan saya ini. Begitupun dengan sebuah cafe tanpa plang nama yang baru pertama kali saya jejaki malam ini.
Malam ini, saya mengenakan baju hitam. Hitam tanda berkabung. Berkabung untuk berbagai macam hal yang akan saya kubur seiring habisnya buih-buih kuning dalam gelas yang semula beku itu. Begitu mengetahui saya mereguk bir, banyak teman-teman saya yang menanyakan alasan saya melakukannya. Dan kebanyakan saya menjawab seadanya. Mencoba pengalaman baru, atau mengisi waktu luang. Namun tidak dengan kamu, saya akan memberitahukan maksud saya yang sejujur-jujurnya mengapa saya pergi ke sini, dan mereguk sebotol bir yang disodorkan bapak penjaga cafe (meskipun saya memesan sekaleng saja).
Dalam keadaan setengah mabuk, memang sulit membuat sebuah tulisan terstruktur yang rapi dan enak dibaca. Sehingga mohon maaf apabila tulisan ini berantakan dan terkesan tidak rapi. Lompat-lompat dari satu bahasan ke bahasan lain.
Pertama, malam ini saya menemukan fakta bahwa semakin hangat bir itu semakin pahit. Begitu pula sebaliknya, semakin dingin bir itu, maka rasa pahitnya akan semakin sedikit. Mungkin begitu pula dengan hidup. Apabila kita menyelesaikan satu masalah dengan panas hati, maka masalah itu akan terasa pahit. Dan sebaliknya jika kita bersikap dingin, masalah itu akan lewat dengan sendirinya. Maka, di tahun 2012 ini, jangan terkejut apabila anda menemukan saya bersikap lebih dingin. Terlalu banyak waktu yang akan tersita apabila saya peduli terhadap satu per satu masalah yang datang menghampiri. Jadi, saya akan cuek. Saya percaya kebahagiaan bisa dicari. Dan selalu ada barang subtitusi untuknya.
Cheers!
Kedua, maksud dan tujuan saya pergi ke sini dengan memakai baju hitam adalah: mengubur. Tak ada orang yang memakai baju merah atau kuning atau hijau di pekuburan bukan? Maka pertanyaan anda selanjutnya pastilah: mengubur apa? Cukup banyak yang harus saya kubur malam ini. Yang saya harus kubur pertama-tama adalah dia. Dia yang saat ini akan datang menemani saya malam ini. Semua tentang dia harus saya kubur. Jangan tanya mengapa saya harus menguburnya. Yang kedua adalah mimpi. Saya percaya mimpi memiliki masa kadaluarsanya. Mimpi akan berakhir. Entah dengan terkabul, entah dengan dikubur. Dan jelas, saya hanya punya pilihan kedua. Saya mengubur mimpi saya yang entah sejak kapan tanpa sadar saya mimpikan. Pada dasarnya, mimpi itu terlalu tinggi dari tempat saya berpijak. Semesta telah menentukan mimpi saya, namun dengan angkuh saya menentangnya. Beginilah hasilnya. Saya harus mengubur mimpi saya. Ketiga, saya harus mengubur masa lalu. Pernahkah anda berkemas ketika hendak melakukan sebuah perjalanan? Tidak semua barang anda bawa bukan? Anda hanya membawa barang-barang yang anda perlukan selama perjalanan. Saya akan melakukan perjalanan di tahun 2012, maka saya berkemas. Seluruh kenangan yang tidak perlu di tahun 2011 haruslah saya kubur rapat-rapat. Jangan sampai mereka memberatkan perjalanan saya.
Ketiga, terkadang kita tidak bisa menentukan ritmik hidup ini. Ada beberapa situasi dimana yang dapat kita lakukan hanyalah menikmati. Dan dua hari di tahun 2012 ini, saya mempelajarinya. Belajar menikmati tatkala negosiasi dengan semesta gagal. Dengan begitu, hidup pastilah lebih nyaman. Namun saya sadar betul, ini tidak mudah. Perlu waktu. Dan secepat mungkin saya harap saya mampu.
Jadi, kira-kira itulah yang dapat saya bagikan malam ini. Dan sampai tulisan ini saya post-kan dia belum datang. Untuk dia, jam 8 sudah lama lewat, cepatlah datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar