Kamis, 05 April 2012

Kado

Entah kenapa, aku tidak menyadari ada yang spesial pada hari ini. Entah kenapa, aku tidak merasa ada hari yang spesial dalam hidup ini. Setidaknya, bukan untukku. Ada sesuatu yang spesial untuk seseorang pada hari ini, esok, dan setelah esok. Setiap hari ada yang spesial. Dan yang spesial seringkali hadir di sebuah hari yang biasa, nyaris sederhana. Hanya butuh beberapa rangkai kata tanpa suara. Hanya butuh beberapa detik mata tuk membaca. Untuk menangkapnya, hanya butuh sedikit usaha. Tidak banyak. Tapi lebih dari itu, ada sesuatu yang mendorong hatiku hingga nyaris membuncah ketika aku menutup lembar terakhir sejilid kertas dengan selempeng daun maple di depannya. Tugas sejilid kertas itu telah usai. Dan kini, apapun itu yang tadinya ada di sana, entah semangat, harapan, atau bahkan cinta, kini sudah berpindah kepadaku, membuatku menjadi super spesial pada hari itu. Bumi terus bergulir, mungkin hari ini bukanlah hari yang spesial buatku, tapi tidak untukmu. Aku kembali mengirimkan sebungkus kado dari serangkai hitam di atas putih. Sebungkus kado yang dahulu kudapat dari sejilid kertas dengan selempeng daun maple di depannya. Dan dengan itu, semoga harimu menjadi super spesial, sama seperti hari ketika aku menutup lembar terakhir dari semangat, harapan, dan cinta yang kau tuliskan. Selamat ulang tahun, Kak Windy.